Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Menurut Soekmono keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaitu Venuvana (Sanskerta: 'Hutan Bambu').
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya tampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih tampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Salah satu tempat wisata Religi yang saya sukai adalah berziarah ke Makam para Wali yang telah menyebarkan Agama islam terutama di tanah Jawa ini. di Indonesia yang membuat saya penasaran sejak masih kecil adalah Gunung Jabalkat. Saya mengenal nama Gunung Jabalkat dalam salah satu film kolosal Wali Songo. Film itu bercerita Gunung Jabalkat yang berada di lokasi terpencil dan dikenal sebagai lokasi pembuangan tahanan pada jaman Majapahit. Selain itu saya dulunya pernah di dongengin oleh kakek saya tentang keangkeran gunung jabalkat.
( Padepokan Bukit Kabalkat)
Konon orang yang di buang ke sana tak dapat kembali lagi. Saya pun bertanya-tanya pada waktu itu saat di dongengin. Sampai sekarang pun saya masih penasaran tentang gunung jabalkat.
Ehh kebetulan Warga desa saya berencana mengadakan Ziarah wisata religi ke Sunan Tembayat sekaligus berkunjung ke Gunung jabalkat. Saya pun sangat bersemangat saat hari hari itu bisa menginjakkan kaki ke Gunung Jabalkat dan membuktikan segala mitos yang beredar di kalangan masyarakat Jawa.
Dan keinginan tersebut tercapai. ! Sebenarnya saya nggak tahu kalau perjalanan wisata Religi ke daerah Tembayat Kab.Klaten Jawa Tengah itu menuju Gunung Jabalkat. ntah siapa yang punya ide nyelonong ke Gunung Jabalkat,
Surau setelah deretan tangga menuju makam Sunan Bayat
Surau setelah deretan tangga menuju makam Sunan Bayat
Gunung Jabalkat Adalah Bukit Yang Tandus
Gunung Jabalkat berada di kecamatan Bayat, kota Klaten, propinsi Jawa Tengah. Nggak seperti cerita para sesepuh atau kakek nenek saya yang menyatakan Jabalkat sebagai tempat pengasingan buat para pembangkang, saat ini Jabalkat sudah sama ramai dan berkembang sama dengan wilayah lain di Jawa Tengah. Lebih dari itu, Gunung Jabalkat dibangun menjadi salah satu tempat wisata Religi di Jawa Tengah yang bisa diandalkan.
Gunung Jabalkat aslinya adalah bukan sebuah gunung. Menurut saya, Jabalkat lebih tepat disebut sebagai Bukit Jabalkat karena berada di dataran tinggi, bukan pegunungan. Namun sebutan yang terlanjur salah-kaprah di kalangan masyarakat membuat nama Jabalkat lebih identik dengan nama gunung.
Perjalanan menuju Jabalkat melewati jalan berkerikil nanjak dan berkelok-kelok, di samping itu juga sepanjang perjalanan nanjak banyak di tumbuhi pohon jati yang sangat lebat.(menambah daya mistiknya kali hahaha)
(Melewati 2000 Anak Tangga)
Menapak Ribuan Tangga di Makam Sunan Bayat.
Perjalanan wisata di Klaten ini menuju makam Sunan Bayat. Lokasi makam tepat berada di puncak bukit, eh maksudnya Gunung Jabalkat. Untuk mencapai lokasi makam Sunan Bayat, wisatawan harus melewati ratusan tangga berundak. Dan… aturannya adalah nggak boleh pakai alas kaki. Haahah ( harus Nyeker)
Sang hari harus nyeker di lantai panas dengan terpaaan matahari. Saya ingat betul waktu itu kira-kira jam 1 siang pas matahari sedang bersinar dengan ganasnya. Tanpa sendalan saya cepat-cepat melangkahkan kaki menuju tangga teratas dan berteduh di surau yang ada di puncak bukit. Teman-teman satu rombongan kelihatan sama ngos-ngosan dengan saya. Hehehe. Makanya, kalau mau liburan harus survey dulu biar tahu medannya.
Gapura Menuju Makam
Sunan Pandanaran
Cuaca terik yang menyiksa tubuh saya terbayar oleh keindahan yang tersaji di depan mata. Dari pagar makam, saya bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan Gunung Jabalkat dari ketinggian. Perpaduan tanah tandus dan hijau pepohonan tampak serasi dengan arsitektur makam bergaya Jawa Klasik. Walaupun Sunan Bayat adalah penyebar agama Islam, namun suasana Hindu masih tampak dalam gapura yang berhias kala makara mirip candi Prambanan.